Tanpa kabar

Salah satu tugas yang saya lakukan di tim saat ini adalah mempersiapkan administrasi penggantian pejabat. Iya benar administasi saja, eksekutor. Bukan pada proses suksesi namun lebih ke penyiapan seremoni hari H.

Proses suksesi dilakukan di induk. Mulai dari penentuan talent, kategori dan urutannya sudah diproses. Kami hanya mengetahui nama jadi beberapa saat sebelum seremoni.

Dalam beberapa kali kesempatan, saya mendapatkan kenyataan bahwa pejabat lama belum mendapatkan info akan terjadi perubahan. Jadilah saya orang pertama yang menyampaikannya. Semakin lama semakin piawai memainkan peran ini, semakin dingin, dan semakin biasa aja.

Idealnya ada pejabat yang lebih tinggi menginformasikan akan adanya perubahan. Bukankah saat beliau beliau akan diangkat, pejabat yang menginformasikannya dari induk. Hal yang sama pun semestinya dilakukan saat beliau sudah tidak diberdayakan lagi. Bagaimanapun beliau beliau sudah memberikan sumbangsih bagi korporasi, dan layak mendapatkan perlakuan yang lebih elegan

Advertisement

Peran

Sebagai karyawan dengan masa kerja 2 digit, berbagai peran telah saya lalui. Peran yang berbeda untuk setiap jabatan yang diberikan. Peran sebagai karyawan yang menunggu waktu pulang pernah saya lalui, peran sebagai karyawan yang tidak sempat melihat matahari pun pernah dijalani.

Saya juga menyaksikan bagaimana karyawan lain berperan. Pucuk pimpinan yang silih berganti. Masa ‘jaya’ yang terus dipergilirkan antar karyawan. Terkadang seorang karyawan melesat, begitu dikenal oleh pimpinan, namun adakalanya saat pergantian pimpinan dia ikut hilang. Ada yang terus menghilang namun ada pula yang bouncing, kembali berkibar setelah sempat menghilang.

Sebenarnya yang paling penting bukanlah peran apa yang dimainkan seorang karyawan. Melainkan bagaimana kesungguhan karyawan menjalani peran yang dipercayakan kepadanya. Berupaya memberikan yang terbaik, meminimalkan tingkat kesalahan, dan terus belajar supaya tetap relevan

Cepat

Tau tau udah mau 4 tahun membersamainya. Cepat sekali tak terasa. Dia yang tadinya hanya bisa pasrah, menangis untuk semua hal yang diinginkan, sekarang sudah bisa mengatur, menyampaikan keinginan, dan menolak sesuatu yang tak disukainya

Melihatnya tumbuh besar, selalu terbanyang upaya kedua orang tua membesarkan saya. Gimana sabarnya mereka, perjuangan Ayah mencari nafkah dan Ibu mendidik. Menyambung hari dari gaji yang mungkin terbatas, membaginya, membiayai sekolah 3 anaknya hingga selesai strata satu. Maasyaa Allah. Semoga Allah membalas kebaikan mereka berdua.

Semoga selamat akhirat dan dunia Nak, siapa tau bisa tinggal di madinah, mengajak kami tinggal disana. Kota yang dijanjikan mendapat keutamaan bagi yang bisa memilih untuk meninggal disana.

Teliti

Awal tahun dimulai dengan tugas melengkapi dokumen permohonan tindakan ke dekom dan pemegang saham. Tugas yang sepertinya sederhana namun tricky. Seluruh dokumen ditata sesuai urutan, dipastikan tidak terlewat dan runtut. Seluruh hal yang diminta dipastikan tersurat, tidak hanya tersirat. Tanpa typo, tanpa penggunaan kata ganti pihak ketiga yang dapat menimbulkan perbedaan pemahaman.

Proses tek tok dengan nara sumber dan pemeriksa yang intens. Secepatnya dan sebenar benarnya. Tidak ada ruang buat kesalahan. Pengembalian dokumen hanyalah menambah rasa malu. Kompetensi yang paling dibutuhkan dalam proses ini adalah ketelitian. Iya teliti dan cermat.

Terakhir

Tau tau udah hari terakhir di 2021 aja

Tahun yang penuh dengan dinamika

Awal tahun mendapat panggilan pulang ke perusahaan induk, sempat jadi penderita pandemi, pertengahan tahun mendapat tugas baru, terlibat dalam pembentukan subholding, melepas penyertaan, mengakuisi perusahaan, dan melikuidasi perusahaan.

Pemenuhan data kepada sekuritas untuk disampaikan pada calon investor, zoom yang seakan menghilangkan batas waktu privasi, kerja sampe larut dan tak kenal hari libur

Pisah perusahaan, bubarnya perusahaan lama, hadirnya perusahaan baru dengan lingkup lebih ke investment holding

Dan tibalah di akhir tahun ini

Alhamdulillah, dijalanin aja

Tahun ini juga bisa nyelesein pendidikan di maksi dengan pendanaan dari gaji di perusahan yang sempat dijalani sebagai pucuk pimpinan, alhamdulillah

Bersiap tetap relevan, dengan prioritas ke kehidupan setelah mati

Perjalanan yang panjang, bekal amatlah sedikit