Lanjut lagi

Kenapa lanjut lagi, mau nyari apaan, buat apa, dan sejumlah pertanyaan senada lainnya. Sebenernya jawaban mendasar dari pertanyaan pertanyaan tersebut cukup sederhana, untuk menyenangkan orang tua. Iya menyenangkan Ibu

Sebelum wisuda s2 kemaren, saya mengajak Ibu foto bersama di studio. Respon beliau diluar dugaan, dengan antusias langsung mengiyakan. Sepanjang sesi foto berseri-seri, dan setelah hasil foto jadi, beliau membaginya ke grup keluarga dengan caption ibu dan anak. Terlihat beliau begitu bergembira, ada kesenangan terbesit di hati saat melihat beliau begitu begembira.

Faktor pendorong utama melanjutkan studi adalah menyenangkan Ibu, yang termasuk dalam berbakti pada orang tua. Kita lihat perjalanan ini akan berlanjut sampai kemana. Semoga diberikan kemudahan

Advertisement

Edisi ke-20

Lebaran edisi ke 20 bersama keluarga besar ini
Lama tak berkumpul
Beberapa orang sudah tidak ada lagi
Tinggal tersisa beberapa saja dari generasi diatas saya
Adapun yang segenerasi beberapa sudah memiliki cucu
Beberapa orang baru dari generasi di bawah sudah ikut hadir

Kurva kehidupan terus bergulir
Masa kejayaan (dengan ukuran dunya) terus diputar
Saat lebaran edisi pertama dahulu, sebagian dalam masa puncak kejayaan, menikmati jerih payah orang tuanya, mobil mewah memenuhi garasi

Sekarang, orang tua sudah tiada, rumah yang dulu asri dan terawat kini sudah usang
Mobil mewah berganti mobil entry level
Ukuran akhirat tentunya tidak terlihat
Semoga perbekalan untuk disana nanti terus bertambah

Kadang yang penting ini justru terlupakan, mungkin karena tidak terlihat
Dan sukar untuk ‘dibanggakan’ ke orang lain
Sibuk menambah pundi pundi dunya
Menambah bekal untuk pensiun
Terlupakan menambah bekal untuk perjalanan panjang setelah tak hidup lagi

Sebenarnya keberlangsungan kita di dunia ini tak perlu dikhawatirkan lagi
Kematian sudahlah pasti
Teringat potongan hadist, berikut copas beserta penjelasannya

Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu

Di antara hak-hak Allah yang paling agung yang wajib dijaga oleh seorang hamba adalah memurnikan segala bentuk ibadah hanya kepada-Nya

Menurut Ibnu Rajab, penjagaan Allah itu mengandung dua unsur:

Pertama, Allah akan menjaga hamba-Nya yang saleh dengan memenuhi kebutuhan dunianya, seperti terjaga badan, anak, keluarga, dan hartanya.

Kedua, Allah akan menjaga agama dan imannya, inilah penjagaan yang paling agung dan mulia. Hamba itu terjaga dari perkara syubhat yang menyesatkan dan dari syahwat yang diharamkan.

Sumber: https://muslim.or.id/19367-jagalah-allah-ia-akan-menjagamu.html

Jadi apa yang membuat risau berkepanjangan dari dunya ini, cukuplah melakukan penjagaan dengan sebaik baiknya terhadap hak pemilik alam semesta ini.

Tanpa kabar

Salah satu tugas yang saya lakukan di tim saat ini adalah mempersiapkan administrasi penggantian pejabat. Iya benar administasi saja, eksekutor. Bukan pada proses suksesi namun lebih ke penyiapan seremoni hari H.

Proses suksesi dilakukan di induk. Mulai dari penentuan talent, kategori dan urutannya sudah diproses. Kami hanya mengetahui nama jadi beberapa saat sebelum seremoni.

Dalam beberapa kali kesempatan, saya mendapatkan kenyataan bahwa pejabat lama belum mendapatkan info akan terjadi perubahan. Jadilah saya orang pertama yang menyampaikannya. Semakin lama semakin piawai memainkan peran ini, semakin dingin, dan semakin biasa aja.

Idealnya ada pejabat yang lebih tinggi menginformasikan akan adanya perubahan. Bukankah saat beliau beliau akan diangkat, pejabat yang menginformasikannya dari induk. Hal yang sama pun semestinya dilakukan saat beliau sudah tidak diberdayakan lagi. Bagaimanapun beliau beliau sudah memberikan sumbangsih bagi korporasi, dan layak mendapatkan perlakuan yang lebih elegan

Peran

Sebagai karyawan dengan masa kerja 2 digit, berbagai peran telah saya lalui. Peran yang berbeda untuk setiap jabatan yang diberikan. Peran sebagai karyawan yang menunggu waktu pulang pernah saya lalui, peran sebagai karyawan yang tidak sempat melihat matahari pun pernah dijalani.

Saya juga menyaksikan bagaimana karyawan lain berperan. Pucuk pimpinan yang silih berganti. Masa ‘jaya’ yang terus dipergilirkan antar karyawan. Terkadang seorang karyawan melesat, begitu dikenal oleh pimpinan, namun adakalanya saat pergantian pimpinan dia ikut hilang. Ada yang terus menghilang namun ada pula yang bouncing, kembali berkibar setelah sempat menghilang.

Sebenarnya yang paling penting bukanlah peran apa yang dimainkan seorang karyawan. Melainkan bagaimana kesungguhan karyawan menjalani peran yang dipercayakan kepadanya. Berupaya memberikan yang terbaik, meminimalkan tingkat kesalahan, dan terus belajar supaya tetap relevan

Cepat

Tau tau udah mau 4 tahun membersamainya. Cepat sekali tak terasa. Dia yang tadinya hanya bisa pasrah, menangis untuk semua hal yang diinginkan, sekarang sudah bisa mengatur, menyampaikan keinginan, dan menolak sesuatu yang tak disukainya

Melihatnya tumbuh besar, selalu terbanyang upaya kedua orang tua membesarkan saya. Gimana sabarnya mereka, perjuangan Ayah mencari nafkah dan Ibu mendidik. Menyambung hari dari gaji yang mungkin terbatas, membaginya, membiayai sekolah 3 anaknya hingga selesai strata satu. Maasyaa Allah. Semoga Allah membalas kebaikan mereka berdua.

Semoga selamat akhirat dan dunia Nak, siapa tau bisa tinggal di madinah, mengajak kami tinggal disana. Kota yang dijanjikan mendapat keutamaan bagi yang bisa memilih untuk meninggal disana.