2023

Bekal ngantor hari pertama

Hari pertama ngantor di 2023, tiba tiba dipanggil pas mau buka pagar. Dia berlari dan membawa selembar kertas, seperti biasanya. Ini buat Ayah, katanya. Lembaran kertas berisi tulisan Ayah, simbol love dan gambar mobil. So sweet. Maasyaa Allah

Waktu berlari. Sudah 0 kecil aja, bentar lagi 0 besar dan SD. 2022 berlalu sudah

Ngapain aja kita 2022 ini. Menekatkan diri daftar pendidikan doktor ilmu akuntansi. Menyelesaikan semester 1 dan alhamdulillah bisa menutup salah satu syarat kelulusan, partisipasi dalam internasional conference dan proceeding terindeks scopus.

Masih kurang 2 jurnal scopus dan disertasi. Semua diupayakan tercapai, best effort sesuai jadwal, insyaa Allah. Tentunya dengan tetap memprioritaskan bekal hari akhir diatas segala galanya. Semoga diberikan kemudahan dan istiqomah. Aamiin

Advertisement

Rezeki

Mendapatkan sesuatu yang diluar dugaan tentunya selalu membuat kita senang. Alhamdulillah pagi ini saya merasakan kegembiran yang luar biasa, maasyaa Allah, karena mendapatkan sesuatu yang tidak disangka sangka.

Subuh di Masjid yang baru pertama kali saya singgahi. Begitu masuk langsung didapat pemandangan yang familiar. Jamaah melaksanakan sholat sunnah mepet ke tembok depan, tidak menyebar di penjuru masjid, yang terdang menyulitkan jamaah yang datang belakangan untuk melakukan sholat sunnah. Jeda waktu ke iqomah yang lumayan lama, dan penampakan para jamaah yang biasa saya temui di kajian.

Sekilas sempat terlihat meja yang biasanya digunakan saat kajian disiapkan. Ba’da sholat diumumkan bahwa ahad ini ada kajian dari USB, maasyaa Allah. Beliau, yang jika mengisi di tempat kami, masjid akan dipenuhi oleh jemaah yang berdatangan dari penjuru kota. Jika kita terlambat datang, dipastikan tidak akan mendapat tempat di dalam masjid. Dan subuh ini saya mendapatkan beliau akan mengisi kajian, tanpa diduga, alhamdulillah.

Lanjut lagi

Kenapa lanjut lagi, mau nyari apaan, buat apa, dan sejumlah pertanyaan senada lainnya. Sebenernya jawaban mendasar dari pertanyaan pertanyaan tersebut cukup sederhana, untuk menyenangkan orang tua. Iya menyenangkan Ibu

Sebelum wisuda s2 kemaren, saya mengajak Ibu foto bersama di studio. Respon beliau diluar dugaan, dengan antusias langsung mengiyakan. Sepanjang sesi foto berseri-seri, dan setelah hasil foto jadi, beliau membaginya ke grup keluarga dengan caption ibu dan anak. Terlihat beliau begitu bergembira, ada kesenangan terbesit di hati saat melihat beliau begitu begembira.

Faktor pendorong utama melanjutkan studi adalah menyenangkan Ibu, yang termasuk dalam berbakti pada orang tua. Kita lihat perjalanan ini akan berlanjut sampai kemana. Semoga diberikan kemudahan

Cepat

Tau tau udah mau 4 tahun membersamainya. Cepat sekali tak terasa. Dia yang tadinya hanya bisa pasrah, menangis untuk semua hal yang diinginkan, sekarang sudah bisa mengatur, menyampaikan keinginan, dan menolak sesuatu yang tak disukainya

Melihatnya tumbuh besar, selalu terbanyang upaya kedua orang tua membesarkan saya. Gimana sabarnya mereka, perjuangan Ayah mencari nafkah dan Ibu mendidik. Menyambung hari dari gaji yang mungkin terbatas, membaginya, membiayai sekolah 3 anaknya hingga selesai strata satu. Maasyaa Allah. Semoga Allah membalas kebaikan mereka berdua.

Semoga selamat akhirat dan dunia Nak, siapa tau bisa tinggal di madinah, mengajak kami tinggal disana. Kota yang dijanjikan mendapat keutamaan bagi yang bisa memilih untuk meninggal disana.