Menantikan jam buka bursa pada saat-saat seperti ini sungguh mencemaskan, terlebih lagi bagi saya yang merupakan investor pemula. Kondisi yang penuh dengan berita negatif mengenai perkembangan hutang amerika, penurunan rating oleh s&p di akhir pekan kemaren tak pelak membuat kecemasan semakin meningkat.
Keterlibatan (langsung) saya dengan bursa saham diawali dengan pemberian saham oleh perusahaan induk tempat saya bekerja. Sebelumnya saya hanya mengamati dari jauh saja, tidak terjun langsung. Waktu kuliah dulu pernah juga saya mengikuti lomba simulasi saham yang diadakan bursa efek surabaya.
Dari awal terjun saya sudah menggolongkan diri saya sebagai investor (kelas teri), bukan trader, pemilihan saham didasarkan oleh analisa fundamental dan saya pegang untuk waktu yang lama.
Minggu kemaren saya masih meyakini klasifikasi tersebut, ihsg walau fluktatif namun masih sempat mencatatkan rekor tertinggi, hingga akhirnya datanglah berita itu..
Amerika terancam default karena keinginan presiden menaikkan plafon hutang ditolak konggres, dan ternyata walaupun akhirnya kenaikan disetujui, penurunan peringkat amerika membuat seluruh bursa tumbang, beruang merajalela..
Dan sekarang, senin, setelah ihsg pada jum’at tergerus hebat, penantian mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya sangatlah mencekam, terbayang modal kecil yang akan semakin kecil bila indeks melanjutkan penurunannya..
Sebagian analis bilang bahwa kondisi ini hanyalah sementara saja, tapi siapa bisa jamin hal itu..
Akhirnya pilihan saya hanya dua, tetep bertahan (hold) atau jual rugi (cut loss).. *hmmm bagai berjalan dalam kegelapan..